Thursday, June 9, 2016

Puisi "Aku"

Hai waktu, hai bulan, hai bintang, mentari
Kalian tanpa sadar mengambang di permukaan darat
Sadarkah akan semua itu?
Aku, bukan karena apa Aku dan siapa Aku
Tapi kenalilah aku karena itu Aku
Bukan sejauh mana kau mengenalku
Tapi sejauh mana kalian membawa Aku
Hai Waktu, sejak kapan kau pergi
kapan kau kan kembali
seakan merindukan yang tak mungkin
Semua tak pernah kembali layaknya menggenggam angin
Yang tak pernah ku tau
Mengapa
Bulan, Bintang, Mentari
Kalian serupa namun tak pernah sama
Kalian berjuan menghampiri masing-masing
hingga di puncak pun aku tak mampu meraih duniamu
dunia yang hanya kalian yang tau
setinggi itukah?

     Adakah cahaya dalam kegelapan?, sejauh mana hati memilu hanya nafas ynag terdengar. Kadang ku harus berkata iya, bukan karena iya, namun karena iya mu lebih indah. Tak satu bintang pun yang akan terflihat menerangi mentari, waktu tak pernah menghampiri, hanya berlalu sesuai keinginan dan kehendak. Aku bisa apa bila bulan pun kini pergi. Tak pernah kau mengerti perputaran kelabu yang terjadi, menolehpun tidak. Aku siapa?, bukan asal yang menjawabnya, tapi dimata mana yang memandangku, itulah aku. Waktu mengerti segalanya, namun hanya diam. Sesadis itu kah? Aku ingin menangis, menderqa menjerit mengaum sekencang badai. Namun semua hanya Andai. Bola api yang ku pegang kini menghancurkan tangan ku menuju fana. Itu yang salah dariku, tak pernah membuang bara yang harusnya ku lempar padamu. Aku bisa apa.
     Tuhan tau segala rasa tak pernah sama, tak pernah kekal, dan tak pernah ada. Namun ku butuh satu jawaban, Apakah yang menghantam relung terdalamku. Andai aku bisa berdoa.




_Ada yang perlu dimengerti dan ada yang sangat benci dimengerti_

No comments:

Post a Comment